Anda Adalah Pengunjung Ke :

Sabtu, 25 Desember 2010

The Story of luna

Aku berpindah ke gerbang sebuah kota.. Gerbang yang megah dan ada beberapa penjaga yang menjaga.. "Humm, ini dimana ya?" Aku lalu membaca teleportation scroll yang baru kugunakan.. Disitu tertulis "Nuecleus".. "Kota Nuecleus?" Aku lalu masuk kedalam kota.. Kulihat kota ini sangat ramai dan banyak orang berlalu-lalang.. Baru saja aku berjalan beberapa langkah tiba-tiba.. "Buukkk" Ada yang menabrakku dari belakang. Kulihat seorang anak kecil berambut merah membawa sebuah roti di tangannya terjatuh.. Dia lalu buru-buru bangun dan bersiap untuk lari.. Aku langsung mencengkram tangannya untuk mencegahnya lari.. Anak itu terlihat ketakutan.. "Kenapa kau tidak minta maa.." Belum selesai aku mengatakan sesuatu, ada seorang bapak-bapak gendut berlari sambil berteriak.. "Pencurii!!" Dia lalu berlari menuju ke arahku.. Anak kecil itu terlihat semakin ketakutan ketika bapak-bapak itu semakin dekat.. "Akhirnya kau tertangkap pencuri!!" Dia lalu mencengkram tangan anak kecil itu dengan keras.. "Aduuhhh..!!" Anak kecil itu kesakitan.. Aku kasihan melihatnya.. Kulihat bapak-bapak itu akan memukul anak itu.. "Tunggu!!" Bapak itu melihatku.. "Apa yang dilakukan oleh anak ini pak?" "Anak ini telah mencuri roti dari tokoku!!" Suara bapak itu terlihat marah.. Kulihat anak kecil itu sangat ketakutan.. Aku makin kasihan melihatnya.. "Biar saya yang membayar apa yang dia curi pak.." Aku lalu memberikan bapak itu beberapa gold dan dia melepaskan anak itu.. Anak itu terduduk dan menangis sesenggukan.. Aku lalu menghampirinya.. "Sudah, tidak apa apa.. Jangan menangis.." Aku mengusap air matanya.. Aku lalu menuntunnya untuk berdiri.. "Namaku Lucia.. Siapa namamu?" Aku bertanya padanya.. "Erio.. Erio Lusche" Dia lalu memandangku.. Lalu tersenyum polos.. "Terima kasih kak!" "Kenapa tadi kau mencuri Erio?" aku lalu bertanya padanya.. "Aku lapar dan aku tidak punya uang.." Raut wajahnya berubah sedih.. Aku tidak tega melihatnya.. Lalu kugandeng tangannya.. "Ayo, kakak akan membelikanmu makanan.." Dia terlihat sangat senang.. Aku menggandengnya menuju sebuah restoran.. Didalam restoran dia terlihat canggung.. "Pesanlah sesuatu.. Tadi kau bilang kau lapar.." Dia hanya diam saja.. Aku lalu memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan dan minuman.. Aku lalu bertanya padanya dimana kedua orang tuanya.. Dia hanya menunduk sedih dan bercerita bahwa orang tuanya meninggal sewaktu dia masih kecil.. Selama ini dia hidup dari mencuri makanan dan terkadang uang dari orang lain.. Saat dia menyelesaikan ceritanya makanan dan minuman yang kupesan datang.. Matanya terlihat berbinar-binar melihat makanan itu.. "Makanlah.." Dia lalu makan dengan lahap dan aku hanya melihatnya.. Melihatnya makan dengan lahap membuat suatu perasaan bahagia dalam hatiku.. Setelah selesai makan aku lalu membayar makanan itu.. "Erio.. Kakak tidak tahu kota ini, maukah kau menemani kakak berkeliling kota?" Dia menatapku lalu mengangguk..

Seharian ini aku dan Erio berkeliling kota bersama.. Dia terlihat sangat senang dan bahagia.. Ada suatu kesenangan juga melihatnya sebahagia itu.. Tanpa terasa hari sudah malam.. Aku dan Erio beristirahat di taman.. "Kak, terimakasih ya.. Hari ini aku sangat senang.." Dia mengatakan hal itu dengan ekspresi ceria.. "Harusnya kakak yang berterima kasih.. Kau sudah mengantar kakak berkeliling kota.." Aku mengusap-usap rambut merahnya.. "Kak, tunggu disini sebentar ya.. Aku akan memberikan sesuatu kepada kakak.." Dia lalu berlari ke suatu jalan dan berbelok.. Dia anak yang sangat baik.. Hanya saja takdirnya begitu kejam.. Apa aku bisa membawanya ke tempatku? Mungkin dia akan lebih bahagia disana.. Kutunggu beberapa lama dia tidak kembali juga.. Kuputuskan untuk mencarinya.. Aku berkeliling ke sekitar taman dan kulihat ada beberapa orang mengerumuni sesuatu.. Aku penasaran dan mendekatinya.. Saat aku dekat aku tidak percaya dengan apa yang kulihat.. "ERIOOOOOO!!!" Aku lalu menghampiri tubuhnya yang bersimbah darah.. "Kaaa...Kak... Inii.." Dia berusaha menyerahkan setangkai bunga yang ada di tangannya.. Aku memeluk tubuhnya lalu menangis.. "Erioo!! Bertahanlah aku akan membawamu ke rumah sakit!!.." Kurasakan tidak ada reaksi pada tubuhnya.. Kulihat matanya sudah kosong.. Tubuhnya tidak bernyawa lagi.. Kudengar bisikan orang-orang yang ada dibelakangku mengatakan bahwa sudah sepantasnya pencuri seperti dia mati.. Sambil memeluk tubuh Erio aku merapalkan sebuah spell.. "Wahai pisau darah yang membawa kematian, cabutlah nyawa mereka yang tidak ada artinya di dunia ini.. Bloody Dagger!!" Pisau-pisau merah keluar disekitar orang orang itu.. "Guaaaaaarrrrrgggghhhhhhh..." Pisau-pisau itu lalu menusuk mereka hingga mati.. "Cukup, kota ini tidak tahu arti dari sebuah nyawa.. Kota ini lebih baik tidak ada.." Aku lalu terbang dengan energi sihirku.. "Aku memanggilmu wahai kegelapan yang menghancurkan segalanya. Kegelapan, berkumpullah dan hancurkan dunia ini sampai tidak bersisa.. Forbidden Darkness Spell: ETERNAL DARKNESS!!!" DUAR! DUAR! DUAR!! Kota ini Hancur oleh 1 spell dariku.. Airmataku tidak berhenti mengalir.. "Dunia ini, sudah tidak ada artinya lagi.."


Continue..

<!-- more -->


Hello.. Gimana part 10 ini? Maaf ya kalo updatenya lama soalnya saya nulisnya juga butuh Mood yang pas

Menerima Kritik Dan Saran Apalagi Dukungan Untuk Melanjutkan FanFic ini..

ONNN FIREEEEEEEEEE __________________
Nah ini Part 11nya..


Scene 11 : Other Personality


Aku bersimpuh sambil menangis di depan tubuh Erio yang sudah kaku.. Aku merasa bersalah, aku pikir jika Erio tidak bertemu denganku maka dia tidak akan mati..

"Maafkan aku Erio.." Aku hanya bisa mengulang kata-kata itu sambil menangis..

Kurasakan ada seseorang yang sedang melakukan spell disekitar sini..

"Shield Of Justice!" Sebuah Petir dari langit menyambar ke arahku.. Duaaarr!! Spell itu tepat mengenaiku.. Tanah disekitarku hancur karena spell itu..

Aku terbaring di tanah.. Efek spell itu cukup menyakitkan bagiku.. Pandanganku mulai kabur..

"Apakah hanya sampai disini?" Aku berpikir bahwa mungkin inilah saatnya aku mati..

Aku menutup mataku dan merasa kosong..

"Kau sangat lemah! Kalau hanya seperti ini.. Aku akan menghabisi mereka dengan tanganku sendiri.." Sebuah suara terdengar sangat dekat denganku.. Kubuka mataku dan kulihat aku sudah berpindah ke suatu tempat yang sangat gelap.. "Kau.. Siapa?" Aku bangun mencari asal suara itu.. "Aku.. Adalah dirimu.." Suara itu berasal dari belakangku.. Kulihat kebelakang dan disana ada seseorang yang sangat mirip denganku.. Hanya saja dia memiliki rambut berwarna putih dan bermata merah seperti darah.. "Kau, yang waktu itu.." Aku ingat dia orang yang ada dalam mimpiku sewaktu aku ditangkap oleh Luna.. (Baca scene 5) "Kau sudah lelah bukan? Aku akan menggantikanmu.. Kau beristirahat saja.." Suaranya terdengar halus.. "Menggantikanku?" Aku tidak mengerti kata-katanya.. Dia hanya tersenyum penuh misteri.. Dia lalu menjentikkan jarinya.. Criing! Criing! Kedua tanganku terikat rantai.. "Apa Yang kau lakukan!!" Aku berteriak marah kepadanya.. "Diam dan lihatlah.." Setelah berkata seperti itu dia lenyap dari hadapanku.. Tiba-tiba di depanku aku bisa melihat tubuhku yang terbaring di tanah.. Tubuhku lalu bergerak-gerak dan berdiri.. "Aahh... Sudah lama aku tidak keluar.." Diriku yang lain ternyata mengendalikan tubuh itu.. "Kau!! Ternyata masih hidup setelah menerima spell dariku!!" Seorang cardinal wanita tampak geram.. -----Dari sini Sudut pandang berubah menjadi sudut pandang "Lucia" Yang lain----- "Tentu saja.. Aku tidak akan mati dengan serangan selemah itu.." 'Aku' lalu melepas kalung yang ada di leherku.. Setelah lepas 'aku' merapalkan sebuah spell.. Dan kalung itu bisa berubah menjadi sebuah pedang.. Pedang yang berwarna hitam dan emas.. Dari arah belakang ada yang menyerangku.. "Sonic Boom!" Aku menahan serangannya dengan pedangku.. Kulihat ada seorang Swordmaster yang menggunakan 2 pedang disana.. "Seorang cardinal dan seorang Swordmaster.. Kebetulan sekali.." Aku tersenyum senang karena mendapat lawan yang kuat.. "Kau!! Kenapa kau menghancurkan kota ini!!" Cardinal itu tampak sangat marah.. "Kenapa? Kurasa aku tidak perlu alasan untuk menghancurkan sesuatu.. Aku melakukannya karena aku ingin.. Itu saja.." Aku menjawab dengan enteng.. Swordmaster itu lalu maju menyerangku.. Aku menahan setiap serangannya dengan pedangku.. "Apa kau tidak memiliki rasa kasihan sedikitpun melihat mereka?!?!" Swordmaster itu tampaknya juga sangat marah kepadaku.. "Jiwa mereka tidak ada artinya dimataku.." Aku menjawab sambil terus menahan serangannya.. Dia tampak semakin marah dengan jawabanku.. Dia lalu *****ang erat pedangnya dan bersiap melakukan suatu jurus.. "Fearfull Massacre!!" Dia lalu menyerangku dengan kecepatan tinggi.. Kutahan serangannya dengan pedangku.. Beberapa serangannya bisa melukaiku.. Aku lalu mundur beberapa langkah untuk menjauh darinya.. Baru beberapa langkah aku mundur.. "Binding Soul!!" Cret! Cret! Cret! Beberapa tali mengikatku dan membuatku tidak bisa bergerak.. Swordmaster itu lalu mengarahkan pedangnya ke arahku dan melakukan suatu jurus.. "Rune Impact!!" Sebuah tombak sihir dilempar ke arahku.. Duar!! Tombak sihir itu lalu meledak saat mengenaiku.. Jurusnya membuatku mendapat luka yang lumayan menyakitkan.. "Menyerahlah! Kau tidak akan menang melawan kami!" Swordmaster itu tampaknya mengira aku sudah kalah.. "Menyerah? Kau salah.. Pertarungan ini baru saja dimulai.." Aku lalu mengeluarkan kekuatanku yang dari tadi kutahan.. "Recovery" Tubuhku lalu tertutup oleh kegelapan.. Kegelapan ini menghilangkan seluruh lukaku.. Dan membuat tubuh ini berubah.. Rambutku berubah menjadi putih dan mataku menjadi merah.. "Nah, mari kita mulai.." Aku lalu bergerak dengan cepat ke arah swordmaster itu.. Dia tampak terkejut dan berusaha menahan seranganku.. Sebuah seranganku mengenai armornya dan membuatnya terpental.. Buumm!! Dia menghantam sisa bangunan yang sudah hancur.. "Shield of Justice!!" Cardinal itu mengeluarkan spell yang sama dengan sebelumnya.. Kuarahkan tanganku keatas.. "Dark Blast!" Dari tanganku menembakkan sebuah spell kearah spell cardinal itu.. DuuaarRR!! Spellnya dan spellku bertabrakan lalu sama-sama hancur.. "Hanya seperti ini?" Cardinal itu tampak terkejut.. Aku tidak membuang waktu dan langsung menyerang Cardinal itu.. Traangg!! Seranganku ditahan oleh Swordmaster yang tadi kuserang.. Aku lalu bergerak mundur.. Swordmaster itu tampak sudah terluka parah dan kehabisan tenaga.. Cardinal itu lalu berusaha melakukan heal pada swordmaster itu.. "Tidak akan kubiarkan! Chain Torturer!" Kukeluarkan sebuah spell yang membuat mereka berdua terikat rantai.. "AAgghhh.." Mereka berdua tampak kesakitan.. "Kurasa akan berakhir disini.." Aku lalu merapalkan sebuah spell.. "Wahai petir yang membinasakan manusia, hukumlah mereka dan cabutlah nyawa mereka yang sudah melakukan kesalahan.. Annihilation Lightning!" Sebuah Petir berwarna Ungu keluar dari langit dan menyambar mereka berdua.. Jdaaarrr!!! Tanah disekitar mereka ikut hancur dan tubuh mereka sudah lenyap tak berbekas.. "Hahh.. hah.." Aku merasa kelelahan.. "Hanya 1 segel yang lepas dan hanya sebatas inilah yang bisa kulakukan.." Aku lalu mengumpulkan sisa kekuatanku dan membuka portal ke kastil.. Setelah portal itu terbuka aku masuk kesana.. Tubuhku terasa berpindah dengan cepat..

Continue..


Aw akhirnya jadi juga part 11nya.. Di tengah cerita kubuat sudut pandangnya berubah soalnya susah kalo tetap dilihat dari sudut pandang "Lucia" yang sebenarnya.. Adegan pertarungan disini mungkin kurang seru juga sih hhah.. But i hope u like it

Menerima Kritik Dan Saran Apalagi Dukungan untuk melanjutkan Fanfic ini.. ONNN FIREEEEEEEEEEEEE ~
Ini Part 12.. Maaf kalau terlalu lama..


Scene 12 : Sealing Crystal


Portal yg kubuat membuatku berpindah ke kastil ini.. Tubuhku terasa lelah dan sakit.. Pandanganku berkunang-kunang.. "Kurasa aku tidak bisa lebih lama lagi.. Sudah saatnya aku beristirahat.." Aku lalu melepaskan kendaliku atas tubuh ini..

----Sudut pandang kembali ke "Lucia" yg asli----

Rantai yang mengikat kedua tanganku hilang dan diriku yang lain tiba-tiba muncul ke hadapanku.. "Maafkan aku karena seenaknya keluar.." Dia berkata seperti itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.. Aku menepis tangannya.. "Jangan pernah melakukan sesuatu kepadaku dengan seenaknya!" Aku membentaknya dan berdiri sendiri.. Dia terlihat sedih atas ucapanku.. "Tapi aku hanya berusaha untuk menolongmu.." "Aku bisa melakukannya sendiri! Lagipula aku tidak akan mati oleh mereka berdua!" "Bohong!" Dia membentakku.. "Tadi kau sudah berpikir untuk mati.. Apa kau tidak pernah berpikir betapa pentingnya dirimu?" "Tidak! Meskipun aku mati tidak akan ada orang yang menangis ataupun bersedih atas kematianku!" Aku balas membentaknya.. "Plaaakk!!" Dia menamparku dengan keras.. Kupegangi pipiku yang terasa panas karena tamparannya.. "Kalau kau berpikir seperti itu.. Lebih baik aku membunuhmu disini sekarang juga!" Dia terlihat marah.. Aku menatapnya dengan geram.. "Cobalah kalau kau bisa!" Aku menantangnya.. Dia lalu menutup mata dan menjentikkan jarinya.. "Aaagghhh.." Aku *****angi leherku.. Aku tidak bisa bernafas.. Tubuhku terasa lemas lalu jatuh terduduk.. "Sesak bukan? Di tempat ini, aku bahkan bisa membuat seluruh darah di tubuhmu berhenti mengalir tanpa menyentuhmu.." Dia menatapku dengan dingin.. Dia lalu menjentikkan jarinya lagi.. "Hosh.. Hosh.. Hosh.." Aku bisa kembali bernafas.. "Kau beruntung, kau bisa selalu berada di 'luar'.. Sedangkan aku hanya bisa melihat semuanya dari 'dalam'.." Setelah berkata seperti itu dia berbalik dan menghilang.. Ruangan ini lalu terasa bergetar dan tiba-tiba aku merasa terjatuh..

"Aaaaaaa..." Aku berteriak dan terbangun dengan nafas terengah-engah.. Dimana aku? Kulihat sekeliling.. Tempat ini.. Aku berada di kamarku.. "Duk! Duk! Duk!" Seseorang mengetuk pintu kamarku.. "Nonaa.. Anda baik-baik saja?" Suara Myria terdengar dari balik pintu.. Aku hanya diam saja.. Pikiranku masih terasa kosong.. "Kreeett.." Myria membuka pintu itu dan masuk ke kamarku.. "Anda tidak apa-apa Nona?" Dia *****ang pundakku.. Aku menoleh padanya.. Wajahnya tampak khawatir dengan keadaanku.. "Myria.." Aku menyebut namanya pelan.. "Bagaimana aku bisa berada disini?" Wajahnya tampak lega.. "Semalam Eises menemukan anda pingsan di taman belakang kastil.." "Ping...san?" Aku lalu ingat, setelah diriku yang lain hilang tubuhku terasa terjatuh.. Ternyata aku kehilangan kesadaranku.. Aku lalu kembali diam.. "Apakah anda ingin makan sesuatu Nona?" Aku meliriknya dan mengangguk.. "Baiklah saya akan membawakan makanan ke kamar anda.. Mohon tunggu sebentar.." Myria lalu keluar dari kamarku.. "Lucia.." Aku menggumam pelan.. Wujud diriku yang seorang lagi lalu terbayang di mataku.. Mata merahnya yang menatapku dengan dingin, terlihat sangat mengerikan.. Seolah-olah kehadirannya saja bisa menciptakan suatu aura yang mengerikan.. "Kreeett.." Pintu kamarku terbuka dan terlihat Myria membawa nampan berisi makanan dan minuman.. Dia lalu meletakkan nampan itu di meja dekat tempat tidurku.. "Nona, anda terlihat tidak sehat.. Perlu kupanggil Frevel kemari?" Myria tampak sangat khawatir.. Aku lalu menoleh dan berusaha tersenyum untuk menghilangkan kekhawatirannya.. "Aku baik-baik saja Myria.." Dia tetap terlihat khawatir.. "Nona tidak perlu memaksakan diri.. Biarkan saya merawat Nona.." Dia lalu mengambil mangkuk yang berisi makanan dan mulai menyuapiku.. Aku lalu makan dengan disuapi oleh Myria sampai makanan itu habis..


Tubuhku terasa lebih baik.. Setelah makan dan mandi aku lalu keluar dari kamar.. Saat aku keluar aku melihat seorang laki-laki berwajah tanpa ekspresi dan tatapan mata dingin.. "Eises.. Apa yang kaulakukan disini?" "Saya menunggu anda.." Nada suaranya terdengar datar.. "Menungguku? Untuk apa?" "Ikuti saya.." Dia lalu berjalan dan aku mengikutinya..

Ternyata dia mengantarku ke tempat dimana para Magnificient Seven berkumpul.. "Ah... Anda sudah datang Nona.." Frevel terlihat senang dengan kehadiranku.. "Ada apa?" Aku rasa ada sesuatu yang penting yang ingin mereka bicarakan.. "Baiklah kalau begitu langsung saja.. Kami sudah menemukan cara membuka seluruh segel yang ada dalam diri anda.." Nada bicara Frevel lalu berubah serius.. "Benarkah? Bagaimana caranya?" "Seluruh segel dalam diri anda bisa dibuka jika seluruh crystal yang menyegel kekuatan anda dihancurkan.." Aku lalu teringat bahwa segel pertama yang ada dalam diriku terbuka karena Frevel menghancurkan crystal yang diambilnya dari dalam tubuhku.. "Lalu.. dimana crystal-crystal itu?" Frevel lalu membaca sebuah spell.. Dinding ruangan ini lalu menjadi sebuah layar.. Layar itu menampilkan enam gambar berbeda "Crystal kedua ada di Pelabuhan Nera.. Salah satu boss bajak laut Sky Pirate dirasuki oleh crystal itu dan menjadi sangat kuat.. Boss itu sekarang dipanggil One Eyed Wookies.. Dia mempengaruhi seluruh anak buahnya dengan kekuatan kegelapan dan menjadi kelompok bajak laut yang keji.. Crystal ketiga dan keempat ada di Great Garden.. Tempat itu berubah menjadi tempat yang sangat berbahaya sejak crystal itu merasuki salah satu hewan ada disana.. Hewan yang dirasuki adalah lebah dan belalang.. Sang Ratu Lebah sekarang dikenal dengan nama Mistress dan Sang Raja Belalang dikenal dengan nama Wild Mantis.. Kedua hewan ini lalu membuat seluruh hewan dan tumbuhan yang ada di Great Garden menjadi ganas dengan pengaruh kekuatan kegelapan.. Crystal Keempat dan Kelima ada di Kuburan Ksatria.. Crystal itu merasuki salah satu mayat korban perang yang ada disana dan yang satu lagi merasuki jasad ksatria yang ada disana.. Mayat korban perang itu dikenal dengan nama Wind Fighter dan Mayat sang Ksatria itu dikenal dengan nama Austere.. Kedua mayat hidup itu lalu menyebarkan pengaruhnya dan membuat tempat itu dipenuhi oleh kekuatan kegelapan.. Crystal Keenam berada di tempat yang sekarang dikenal dengan nama Sarang Kierra.. Crystal itu merasuki seorang penyihir wanita yang ada disana dan merubahnya menjadi Monster.. Sang Ratu para Lamia.. Dipanggil dengan nama Kierra.." Kulihat di layar itu ada gambar seluruh monster yang disebut oleh Frevel.. One Eyed Wookies.. Kapten bajak laut yang menjadi raksasa.. Bermata satu dan bertangan kait serta berkaki kayu.. Mistress.. Lebah besar yang memerintah para Lebah lainnya.. Wild Mantis.. Belalang yang sangat besar dan memiliki kekuatan yang lebih kuat dari Mistress.. Wind Fighter.. Berbentuk Zombie yang sangat besar dengan wajah mengerikan.. Austere.. Berbentuk Mayat ksatria yang memakai baju zirah dan bertubuh sangat besar.. Kierra.. Dulunya seorang penyihir wanita sekarang menjadi berbentuk Setengah ular dan setengah manusia dengan ukuran yang sangat besar.. "Lalu.. Bagaimana caranya mengambil crystal-crystal itu?" "Kita cukup membunuh mereka.." Suara Flamme terdengar bersemangat.. "Kau terlihat bersemangat sekali Flamme.." Donnors menegurnya.. "Mungkin karena sudah lama kita tidak bertarung.. Makanya dia terlihat bersemangat.." Erden menimpali kata-kata Donnors.. "Langsung saja.. Aku ingin melawan Kierra!" Flamme terlihat sangat senang.. Schatten lalu berbicara "Aku tidak setuju!" "Apa?! Kau ingin kuhajar ya Schatten?" Flamme tidak terima dengan perkataan Schatten.. Asfard lalu mendekatiku dan berbisik padaku.. "Nona, tolong keluarkan sedikit kekuatan anda disertai dengan hawa membunuh yang serius.. Jika tidak dihentikan sekarang juga mereka semua akan bertarung satu sama lain.." Aku lalu melakukan apa yang dikatannya.. Kukeluarkan kekuatanku disertai dengan hawa membunuh.. Mereka semua lalu diam.. Dan menoleh padaku.. "Kalau kalian tidak bisa diam juga maka aku sendiri yang akan mengambil seluruh crystal itu.." Aku berkata seperti itu dengan nada serius.. "Maafkan kami.." Flamme, Donnors, Erden, dan Schatten membungkuk meminta maaf.. "Nah, karena semua sudah bisa diam.. Kita tentukan siapa yang melawan monster ini dengan caraku.." Frevel lalu membuat sesuatu ditangannya.. Dia membuat enam kertas yang diikat oleh tali.. "Disini ada enam kertas yang isinya bertuliskan nama salah satu dari Ke-enam monster itu.. Ambillah dan jangan protes jika tidak mendapat sesuai keinginanmu.." Mereka berenam kecuali Frevel lalu mengambil kertas itu masing-masing satu dan membukanya.. "Nah sekarang tunjukkan padaku dan Nona Lucia apa yang ditulis disitu dan sebutkan nama kalian.." "Mistress.. Donnors" "Wild Mantis.. Erden" "Wookies.. Schatten" "Wind Fighter.. Flamme" "Austere.. Asfard" "Kierra.. Eises" "Nah sekarang adil kan.." Nada bicara Frevel terdengar santai.. "Hei tunggu! Kau tidak bertarung Frevel?" Erden memprotes Frevel.. "Aku tidak suka pertarungan.. Lagipula tugasku nantinya adalah menghancurkan Crystal yang sudah kalian bawa kemari.." Dia menjawab lalu berbalik dan meninggalkan ruangan itu.. Mereka berenam lalu menatapku dan berlutut padaku.. "Dengan seluruh kekuatan kami akan kami laksanakan Misi ini demi Nona Lucia.. Sang pewaris Tarintus.." "Terimakasih.. Aku akan menunggu keberhasilan kalian.."

Continue..

Note : Magnificient Seven terdiri dari 4 laki-laki dan 3 perempuan Laki-laki : Donnors, Asfard, Erden, Eises Perempuan : Schatten, Flamme, Frevel

Maaf ya kalau keluarnya tiap part lama soalnya akhir2 ini sibuk I hope u like this part

Menerima Kritik, Saran, Dan Pertanyaan Tentang FanFic ini.. Dan dukungan serta comment anda akan saya terima dengan senang hati..

ONNNNNNNNNNN FIREEEEEEEEE __________________
Abis libur lebaran nih hhah.. dalam mood yang bagus buat nulis..


Part 13 : Feelings


Keenam anggota Magnificient Seven itu lalu pergi dengan memakai teleport scroll.. Seteleh mereka pergi, aku lalu mencari Frevel.. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padanya..

Aku sudah mengelilingi isi kastil ini tapi aku sama sekali tidak menemukan Frevel.. "Kemana perginya?" Aku menggumam sendiri.. "Pluk!" Ada yg menepuk pundakku dari belakang.. "Hyaaaaaa..!!!" Aku berteriak kaget.. "Hyaaaaaa..!!!!!" Ada suara teriakan lain.. Aku lalu menoleh kebelakang.. "Huff.. Aku kira siapa.. Ternyata kau Myria.." Aku bernafas lega.. Dia membungkuk padaku.. "Ma..af kalau saya mengagetkan anda Nona.. Saya lihat anda sedang mencari-cari sesuatu.. Apa yang anda cari Nona?" "Ah, aku sedang mencari Frevel.. Apa kau tau dimana dia?" "Hummm.. Kalau Frevel biasanya dia ada di danau belakang kastil ini.." "Danau di belakang kastil?" "Ya, anda mau saya antar?" "Tidak, terimakasih.. Aku bisa sendiri.." "Kalau begitu, saya permisi dulu Nona.." Dia lalu membungkuk memberi hormat dan pergi.. Aku lalu mencari jalan keluar dari kastil ini.. Kastil ini cukup besar dan lumayan susah untuk menemukan jalan menuju keluar.. Setelah berputar-putar cukup lama akhirnya aku bisa menemukan jalan menuju ke belakang kastil.. Di luar ternyata sudah malam.. Selama aku di dalam kastil aku sama sekali tidak tahu hari itu siang atau malam.. Di pinggir danau kulihat Frevel sedang memandang kosong danau itu.. Aku mendekatinya perlahan agar tidak mengagetkannya.. "Frevel.." Aku memanggilnya pelan.. Dia menoleh, lalu berbalik setelah tau bahwa aku yang memanggilnya.. "Ada apa Nona?" Dia terlihat murung, sangat berbeda dengan di ruangan tadi.. "Frevel, apa ada sesuatu yang membuatmu murung?" Aku bertanya karena aku takut jika yang membuatnya murung adalah aku.. Dia menggeleng.. "Tidak, saya tidak apa=apa Nona.." Walaupun dia berkata seperti itu, aku tau bahwa ada sesuatu yang membuatnya murung.. "Jangan bohong padaku.. Aku tau kau menyembunyikan sesuatu.." Aku mendesaknya agar dia mau bercerita padaku.. "Huhh..." Dia menghela napas panjang.. Dia tampak dewasa dengan pembawaannya.. Dengan rambut pirang panjang yang dibiarkan tergerai dan mata biru yang bening seperti air dia tampak anggun.. Dia terlihat seperti seorang kakak bagiku.. "Lucia.." Dia memanggil namaku pelan tanpa memakai embel-embel 'Nona'.. Dia lalu berjalan mendekatiku.. "Bisakah kau tutup matamu sebentar?"

Warning! Jangan buka spoiler ini kalau anda merasa belum dewasa!!

Spoiler: show

Aku menuruti apa katanya.. Kututup kedua mataku.. "Mmmmhhhhh..." Kurasakan bibirku terasa hangat.. Kubuka mataku, ternyata Frevel menciumku.. Aku berusaha untuk melepaskan diri tapi dia menahan tanganku lalu memelukku.. Aku hanya bisa diam saja.. Setelah beberapa lama dia melepaskan ciumannya.. Wajahku memerah seperti kepiting rebus.. Ini pertama kalinya ada yang menciumku.. Dan yang pertama kali adalah seorang wanita yang sama sepertiku ! "Maafkan saya Nona.." Dia tampak merasa bersalah karena melihatku hanya terdiam.. "Ti..tidak apa apa.. Tapi.. Kenapa?"Aku bertanya kenapa dia tiba-tiba menciumku.. "Kenapa saya mencium anda?" Aku mengangguk.. "Karena saya menyukai anda Nona.." Jawabannya membuatku kaget.. "Jangan salah paham Nona.." Dia sepertinya bisa mengerti kekagetanku.. "Saya menyukai anda karena anda adalah Orang yang paling berharga bagi saya.. Anda adalah orang yang pernah menyelamatkan saya.. Karena itulah anda menjadi orang yang saya sukai sekaligus orang yang paling berharga bagi saya.." Penjelasannya membuatku terdiam..

"Mungkin Nona tidak mengingatnya.. Tapi danau ini adalah tempat kenangan paling berharga saya dengan Nona.." "Maafkan aku Frevel.." "Kenapa anda meminta maaf Nona? Saya rasa yang salah adalah saya.." "Maafkan aku karena tidak bisa mengingat kejadian tentang dirimu dan yang lain.." Air mataku lalu meleleh membasahi pipiku.. Aku benar-benar merasa bersalah kepadanya.. Dia lalu memelukku.. Pelukan yang penuh kasih sayang.. Seperti pelukan seorang kakak kepada adiknya.. "Sudah.. jangan menangis Nona.. Itu sama sekali bukan salah anda.." Suaranya begitu lembut.. Hatiku terasa nyaman berada di pelukannya dan mendengar suaranya.. Dia lalu melepaskan pelukannya.. "Nah, sekarang saya akan pergi sebentar Nona.." "Pergi? Kemana?" "Ke tempat 'kunci' terakhir segel yang ada dalam diri anda.." "Biarkan aku ikut denganmu!" Aku memaksanya untuk membawaku.. "Tidak perlu.. Nona cukup disini dan menunggu kami kembali.." "Aku tidak ingin selalu mengandalkan kalian! Aku ingin berguna setidaknya sedikit.." Aku terus memaksanya untuk membawaku.. "Baiklah.." Dia akhirnya mau membawaku.. Dia lalu membaca spell dan membuat portal.. Aku dan Frevel lalu memasuki portal itu...


----Mulai dari sini sudut pandang diubah menjadi 3rd View---- Donnors Vs Mistress

Jdaaarrr!! Jdaaarrr!! Suara petir menyambar tanah terdengar sangat keras.. Petir itu menyambar dan menghancurkan apapun yang disambarnya.. "Tidak kusangka aku akan kerepotan seperti ini hanya menghadapi lebah seperti ini.." Di tubuh Donnors terdapat luka-luka yang berasal dari serangan Mistress dan monster lain yang ada di tempat itu.. "Ngguuuunnnggg..." Suara dengungan terdengar dari belakang.. Disana terlihat Mistress dan beberapa ekor honey berusaha menyerang Donnors.. Donnors melompat untuk menghindari serangan itu.. Saat di udara beberapa honey sudah menunggu diatas dan menyerangnya.. "Cih.. Lebah yang merepotkan.." Dia lalu mengarahkan tangannya ke arah Honey yang menyerangnya.. "Thunder Blast!!" Sebuah tembakan petir keluar dari tangannya dan menghancurkan honey itu.. "Hahh.. Hahh.. Hahh.." Donnors terlihat sudah kelelahan.. "Kalau terus seperti ini aku bisa kalah.." Donnors lalu mengangkat tombaknya keatas.. Dia lalu mengucapkan spell.. Belum selesai spellnya sempurna Mistress sudah menyerangnya.. "Buagh!" Serangan telak mengenai Donnors dan melemparnya sampai menghantam pilar bangunan yang ada di tengah taman itu.. Donnors lalu berusaha berdiri.. "Aku.. akan membunuhmu dengan seluruh kekuatanku lebah sial!" Dia lalu terbang dan membuat sebuah formasi sihir di udara.. "Thunder Shield!" Ctaaarr!! Petir mengelilinginya dan melindunginya.. "Wahai petir yang berkelebat di angkasa.. Dengarkanlah aku yang memanggilmu atas namaku.. Patuhilah aku sebagai tuanmu dan musnahkan semua yang menghalangi jalanku.." Jdaar!! Jdaaarrr!! Petir menyambar tombak Donnors dan membuat tombaknya tampak bercahaya.. Donnors lalu melompat di udara dan memukulkan tombaknya ke formasi sihir yg sudah dibuatnya di udara.. "Thunder RAGEE!!" BLAAAARRRR!!! Dari formasi itu lalu keluar petir yang tidak beraturan dan menyambar semua yang ada di bawahnya.. Seluruh taman itu hancur terkena spell Donnors dan tidak ada lagi monster yang hidup.. "Nguuunggg..." Suara dengungan sayap Mistress masih terdengar.. Monster itu tergeletak di tanah dengan luka yang sangat parah tapi belum mati.. Donnors lalu mendekati monster itu.. Craasshhh!! Donnors menusuk monster itu dengan tombaknya.. Mistress itu lalu berhenti bergerak dan mati.. Dari dalam tubuhnya keluar crystal berwarna Hijau.. "Dengan ini.. setidaknya aku sudah membalas sedikit kebaikan Nona Lucia.." Dia lalu mengambil crystal itu dan menyimpannya di wadah yang sudah diberikan Frevel sebelumnya..

-------------------------- Erden Vs Wild Mantis

"Ngiiiikkkk........" Lengkingan suara mantis terdengar menyedihkan.. Mantis itu mati karena dipukul oleh Erden.. Seekor Mantis Raksasa lalu bergerak dengan cepat dan menyerang Erden.. Erden hanya bisa menahan serangan Wild Mantis itu karena dia tidak bisa mengikuti kecepatannya.. "Akan berbahaya bila seperti ini terus.. Jumlah mantis kecil itu sangat banyak dan yang besar ini gerakannya cepat sekali.." Erden lalu berusaha memukul Wild Mantis itu.. Dalam sekejap mata Wild Mantis itu sudah bergerak menghindar dan mundur.. "Ini sama saja memukul lalat dengan palu.. Tidak akan kena walaupun sekuat apapun palu itu.." Erden menggumam sendiri.. Dia lalu memukul tanah dengan sekuat tenaga "Earth Smash!" Tanah itu retak dan menuju ke arah Wild Mantis itu.. Tapi Wild Mantis itu cepat menghindar dan tidak jatuh ke dalam retakan tanah yang dibuat oleh Erden.. "Sudah kuduga harus memakai spell yang mempunyai Area yang luas dan daya hancur yang besar.." "Steel Body!" Dia mengeraskan tubuhnya dengan spell itu.. Dia lalu membaca sebuah spell.. "Bumi. dengarkan aku yang memanggilmu.. Bantulah aku untuk menghancurkan apa yang ada di atas dirimu.. Hancurkanlah mereka yang berjalan di atasmu dengan penuh kesombongan.." Beberapa mantis mencoba menggagalkan spell Erden, tapi karena Erden memakai Steel Body.. serangan mereka sama sekali tidak ada artinya.. Erden lalu meloncat dan mengarahkan kedua tangannya ke tanah.. "Judgement Hammer!!" DUAAARRR!!! Seluruh tanah di bukit itu hancur dan longsor.. Mantis yang tadinya berjumlah sangat banyak sekarang sudah tidak ada seekorpun.. Hanya terlihat Wild Mantis yang sudah terluka dan tidak bisa bergerak karena terhimpit batuan yang longsor dari atas dan kakinya terjepit ke retakan tanah.. Erden menghampiri monster itu dan mengarahkan pukulannya sekuat tenaga.. "Kiiiikkkkk!!!" Monster itu melengking bersamaan dengan tinju Erden yang menembus tubuhnya... Tubuh Monster itu lalu mengeluarkan sebuah Crystal berwarna Kuning.. Erden mengambil wadah yang diberikan Frevel dan menyimpan crystal itu di dalamnya.. "Nona Lucia.. Saya harap apa yang saya lakukan bisa membuat anda bahagia.."

------------------ Schatten Vs Wookies

"Hei kau wanita kecil yang ada disana!! Jangan membuatku tertawa! Kau bilang ingin membunuhku? HAHAHAHAHAHA!!!" Suara sombong terdengar dari markas bajak laut Sky Pirate yang ada di Pelabuhan Nera.. Suara itu adalah suara One Eyed Wookies "Tutup mulutmu orang tua! Aku akan membunuhmu sebelum kau bisa tertawa lagi!" Schatten lalu mengeluarkan 2 pisaunya yang berwarna hitam dan merah.. "Anak buah! Hajar Dia !" Wookies memberi perintah kepada anak buahnya.. Anggota Sky Pirate yang ada disana semua menyerang ke arah Schatten.. "Dasar bodoh!" Schatten lalu maju dan menyerang mereka... Craatt!! Craattt!! Suara pisau yang mengiris kulit mereka terdengar berbarengan dengan jeritan disetiap kulit yang teriris.. Walaupun Schatten sudah membunuh banyak dari mereka, tapi tetap saja jumlah mereka sangat banyak.. "Aku hanya buang buang tenaga kalau seperti ini.." Dia lalu memanipulasi bayangan dan membuat bayangan itu menjadi nyata.. "Shadow Clone.." Bayangan-bayangan itu menjadi berbentuk sama seperti Schatten.. "Maju!" Dengan satu perintah dari Schatten bayangan-bayangan itu lalu maju dan mulai menyerang para bajak laut itu.. "Shadow Enclosure!!" Schatten membuat mereka tidak bisa bergerak dengan mengikat mereka memakai bayangan.. "Nah, sebaiknya kau bersiap orang tua! Waktu kematianmu semakin dekat.." Schatten mengarahkan salah satu pisaunya ke arah Wookies.. "HAHAHAHAHAHAHA! Jangan membuatku tertawa! Kau hanya bisa menghentikan gerakan mereka!" Wookies masih tetap dengan kesombongannya.. "Huh.. kau yakin?" Semua bayangan Schatten lalu meloncat ke atas para crew bajak laut yang terikat itu.. "Shadow Rain!" Bayangan itu lalu pecah dan menjadi hujan bayangan.. "GyaaaaAAaaaa!!" Para crew yang terikat itu berteriak kesakitan.. Tetesan bayangan itu membuat tubuh mereka tertutup bayangan dan dimakan oleh bayangan.. Wookies terlihat terkejut karena seluruh anggotanya yang tadinya sangat banyak mati dalam sekejap.. Dia lalu bangkit dari kursinya dengan marah.. "Hai wanita bodoh! Jangan merasa dirimu hebat!! Leg, Morgan!!" Dia lalu memanggil kedua kaptennya.. Ukuran mereka juga besar walaupun tidak sebesar Wookies.. "Hanya memanggil raksasa bodoh lainnya.. Jangan pikir tiga raksasa bodoh seperti kalian bisa membunuhku!" Schatten lalu bergerak maju menyerang.. Morgan juga maju dan menghadapi Schatten, sementara Leg bergerak ke atas Schatten.. Saat Morgan dan Schatten bertarung, Leg melemparkan bom ke arah Schatten.. Morgan yang sudah tahu segera melompat mundur.. Duaarr! Bom itu meledak.. "HAHAHAHAHA! APA KAU SUDAH MENGERTI?!?!? KAU SANGAT LEMAH!!" Suara Wookies terdengar sombong mengira Schatten sudah mati.. "Dasar berisik!" Dari kepulan asap itu terlihat Schatten masih hidup dan tidak terluka sedikitpun.. Wajah Wookies, Morgan, dan Leg sama-sama menunjukkan ekspresi terkejut.. "Sekarang giliranku.." Schatten lalu maju menyerang Leg.. Leg yang gerakannya kalah cepat oleh Schatten hanya bisa menghindar sambil sesekali terkena serangan Schatten.. Morgan berusaha membantu Leg.. Schatten lalu menghindar mundur.. "Kalian berdua mengganggu.." Schatten lalu membaca spell.. "Wahai kau yang tinggal di dasar bayangan.. Keluarlah dan berikanlah kengerian pada mereka.." Dari belakang Schatten lalu muncul sesuatu yang mirip Schatten.. "Shadow Demon, Eredar.." "Huh, jurus itu tidak berbeda dengan yang kau keluarkan sebelumnya!" Morgan mengira Eredar hanyalah Clone dari Schatten.. Eredar lalu maju dan menyerang Morgan.. Belum sampai serangan Eredar mengenai tubuh Morgan, tubuh Morgan sudah terluka.. Morgan terus terluka padahal serangan Eredar tidak ada yang mengenainya.. "Bagaimana mungkin! Serangannya sama sekali tidak mengenaiku! Tapi kenapa aku bisa terluka!" Morgan tampak kebingungan.. "Hu hu hu.. Kau harusnya tahu dari namanya.." Schatten menjawab dengan nada sadis.. Sorot matanya sekarang sangat bengis dan mengerikan.. "Shadow Demon? Shadow? Bayangan?" Morgan lalu memperhatikan bayangannya.. Ya, sejak tadi yang dilukai Eredar adalah bayangan Morgan.. Dan itu memberikan efek langsung ke tubuhnya.. Tubuh Morgan sudah terluka sangat parah.. Dia tidak bisa berdiri lagi.. "Makan dia.. Eredar!" Eredar lalu berubah menjadi sesuatu berwarna hitam yang tidak berbentuk.. Dia lalu menelan Morgan kedalam tubuhnya.. "Gyaaaa!!! Tolooonggg!!!" Morgan hanya bisa berteriak tanpa bisa melepaskan diri.. Sementara Wookies dan Leg hanya diam saja tidak bisa bergerak karena terkejut.. Tubuh Morgan lalu tertelan sepenuhnya dan Eredar kembali ke wujud Schatten.. "Nah, sekarang giliranmu orang tua!" Schatten maju menyerang Wookies dan Eredar maju menyerang Leg.. Wookies mengayunkan jangkar besarnya berusaha menyerang Schatten.. Tapi gerakan Schatten lebih cepat sehingga tidak ada satu serangan pun yang mengenainya.. Schatten menusuk Wookies dengan pisaunya.. Dalam beberapa detik saja, tubuh Wookies sudah penuh luka tusukan.. Sementara Eredar sudah memakan Leg hidup-hidup... "Sekarang saatnya kematianmu!" Wookies yang dikenal sebagai Raja Bajak laut Sky Pirate pun merasakan ketakutan yang sebenarnya.. Ketakutan yang biasanya hanya dirasakan oleh lawan-lawannya sekarang dirasakan olehnya.. Tubuhnya serasa membeku tidak bisa bergerak.. "Eredar.. Bunuh dia!" Eredar yang masih berwujud bayangan hitam bergerak menuju Wookies.. Dia masuk ke dalam tubuh Wookies melalui luka yang dibuat oleh Schatten.. "Jaa...jangan..." Wookies memohon kepada Schatten.. "Matilah.. Shadow Explosion!" JDDAAARRR!! Tubuh Wookies hancur karena ledakan dari dalam.. Setelah tubuh Wookies hancur lalu terlihat crystal yang bersinar berwarna ungu.. Schatten lalu mengambilnya dan memasukkannya ke wadah pemberian Frevel.. "Nona Lucia.. Semoga anda cepat kembali ke diri anda.."


Continue..

Huaaah... Cape banget nulis part ini panjang banget.. Sory ya ga bisa 6 pertarungan dalam 1 episode >.< Episode depan nyambung tentang pertarungan Flamme,Asfard,Eises jadi ditunggu aja Oh iya maap kalau bagian yang di spoiler itu terlihat "aneh" tapi itu bener2 bukan tentang hubungan khusus, tapi lebih ke hubungan kakak ke adik.. Maap walaupun porsi pertarungannya gak imbang tapi baru nyadar setelah jadi I hope u like it..

Menerima Kritik dan Saran serta pertanyaan dan dukungan Untuk Melanjutkan FanFic ini...

ONNNNNNNNN FIREEEEEEEEEEEE
Maap lama bgt updatenya..

Ini Part 14 nya..

Scene 14 : Extinguish Flame

---Masih Dalam sudut pandang 3rd Viewer--- Flamme Vs Wind Fighter

"Grrrrr..." Zombie-zombie yang ada di depan Flamme menyerangnya bersama-sama.. Flamme menghindari serangan mereka sambil balas menyerang.. Puluhan Flaacid Zombie itu terus hidup lagi walaupun sudah dibunuh oleh Flamme.. "Berapa kalipun kubunuh mereka, mereka tetap saja tidak bisa mati.. Wind Fighter sial, dia langsung menghilang begitu akan kuserang.." Flaacid Zombie itu terus menyerang Flamme, dan ada Tombstone, yaitu monster berbentuk nisan yang mempunyai tangan yang juga menyerang Flamme.. Serangan yang terus menerus datang membuat Flamme marah.. "Cukup!" Dia lalu memusatkan kekuatannya pada dua buah pisau merah miliknya.. Pisau itu lalu dikelilingi api yang membara.. Flamme lalu maju ke tengah-tengah kumpulan monster yang menyerangnya.. "Explosion!" Duaarrr!! Api itu meledak begitu menyentuh monster yang terkena serangan Flamme.. Flaacid Zombie yang terkena ledakan itu tidak bisa bangun lagi karena tubuhnya sudah hancur tak berbekas.. Kepulan asap tebal yang terbentuk dari ledakan milik Flamme menyelimuti tempat itu.. Pandangan Flamme menjadi terhalang dan tidak bisa melihat jelas.. "Sial, seharusnya aku tidak menggunakan jurus ini secara berlebb.." Belum selesai Flamme berbicara Wind Fighter menyerangnya dengan tendangan dari samping.. Flamme terkena telak tendangan itu dan terpental.. Bruaaghh!! Flamme terpental menghantam tebing.. Dari mulutnya keluar darah segar berwarna merah.. Flamme lalu bangkit dengan marah.. Dia lalu maju menyerang Wind Fighter itu.. Serangannya itu dihindari Wind Fighter dengan gerakan yang cepat.. Wind Fighter itu balas menyerang dengan sebuah tendangan.. Flamme menghindari tendangan itu dan terus menyerang Wind Fighter.. Wind Fighter yang lebih cepat dari Flamme bisa menghindari semua serangannya.. Flamme terus menyerang Wind Fighter tanpa berhenti.. Saat Wind Fighter mulai kewalahan Flamme lalu mengeluarkan jurusnya.. "Death Blow!!" Craaashh! Serangan Flamme berhasil melukai Wind Fighter dan membuat gerakannya berhenti.. "Groaaaaaaa!!!!!" Wind Fighter itu terlihat murka lalu Men-Summon Flaacid Zombie dari dalam tanah.. "Meskipun kau berjumlah seribu, tetap saja kau tidak akan bisa mengalahkanku.." Flamme lalu memusatkan kekuatannya ke kakinya.. "Blaze Step.." Di kakinya timbul api yang menyala-nyala.. Flamme lalu menyerang kumpulan Flaacid itu.. Setiap Flamme bergerak, tanah yang dipijaknya terbakar oleh api yang ada di kakinya, gerakan Flamme juga menjadi lebih cepat karena spell itu.. Seperti sebelumnya, Flaacid Zombie itu terus bangkit walaupun sudah diserang berkali kali.. Flamme lalu melompat mundur.. "Wahai api abadi yang tidak pernah padam, berikan kekuatanmu padaku yang akan membuatmu menyala lebih terang.." Tubuh Flamme lalu dikelilingi oleh Api.. "Levantine!" Api itu lalu membakar tubuhnya.. "Explosion!" DUAARR!! Di sekitar tubuh Flamme lalu tercipta sebuah ledakan yang besar.. Asap yang timbul dari ledakan itu perlahan pudar, lalu terlihatlah sosok Flamme yang berbeda.. Rambutnya berubah menjadi berwarna Merah terang dan matanya menjadi orange dan kedua pisau Flamme berubah menjadi dua buah pedang berwarna Merah yang memiliki Mata di Setiap Gagang pedangnya.. Wind Fighter merasakan aura yang berbahaya dari diri Frevel.. Wind Fighter lalu segera melompat menjauh dari Flamme.. "Percuma saja kau bermaksud untuk kabur.." Dengan sekali gerakan.. Flamme sudah berada di dekat Wind Fighter di udara.. Wind Fighter berusaha menyerang Flamme dengan sebuah tendangan.. Flamme menghindarinya dengan mudah lalu memukul Wind Fighter dari belakang.. Braaakkkk!! Wind Fighter jatuh menghantam tanah.. Satu serangan itu sudah cukup untuk membuatnya terluka parah.. Flamme lalu mendekat ke arah Wind Fighter.. Wind Fighter mencoba bangkit dan lari.. Flamme bergerak cepat dan menusuk Wind Fighter dengan pedangnya.. Jleb! Tubuh Wind Fighter tertusuk pedang sampai menembus pedangnya.. "Terbakarlah.. Fearfull Flame!" Swooshh!! Pedang Flamme lalu mengeluarkan api yang membakar tubuh Wind Fighter.. "Grooaaa... Groaaa... Groaaa!!!" Wind Fighter terlihat sangat tersiksa dengan api itu.. Sampai akhirnya tubuhnya habis tak berbekas.. Dari abu tubuh Wind Fighter terlihat sesuatu yang bersinar.. Sebuah crystal berwarna biru.. "Uhuk! Uhuk! Hoeekk!" Flamme lalu memuntahkan darah yang cukup banyak.. "Efek samping spell ini mulai terasa.." Flamme lalu mengambil crystal itu dan memasukannya ke wadah yang diberikan Frevel..

------------------- Asfard Vs Austere

Traangg! Traaang! Traangg! Suara pedang yang beradu terdengar dari arah tempat pertarungan Asfard dan Austere.. Beberapa serangan Asfard yang mengenai Austere meninggalkan bekas di tubuhnya.. Austere yang terluka tetap bisa mengimbangi serangan Asfard.. Mereka berdua lalu mundur untuk mengambil jarak.. Austere mengangkat salah satu tangannya.. Dari tanah disekitar Austere lalu keluar para Ghost Knight.. Ghost knight itu menyerang Asfard.. Asfard maju menghadapi para Ghost Knight itu.. Trang! Trang! Braaak! Serangan Asfard yang mengenai Ghost Knight itu membuat tubuh mereka hancur dalam sekejap.. Austere terus men-summon Ghost Knight sehingga jumlah mereka bertambah banyak.. Asfard yang semakin terkepung lalu melompat dan menghantamkan pedangnya ke tanah.. "EarthQuake!" Duuummmm!! Serangan Asfard membuat tanah itu bergetar dan membuat para Ghost Knight itu jatuh bergelimpangan.. "Terlalu lama, akan kuselesaikan secepat mungkin.." Asfard lalu memusatkan kekuatannya ke pedangnya.. Pedangnya lalu diselimuti api berwarna hijau.. "Flame Break!" Dia lalu memukulkan pedangnya ke tanah.. Api yang ada di pedangnya lalu membakar tanah sekaligus semua yang di atasnya.. Para Ghost Knight itu terbakar sampai lenyap.. Sekarang tinggal Austere yang tersisa.. "Aku akan menghabisimu.." Asfard memusatkan kekuatannya ke pedangnya lagi.. "Blazing Weapon!" Kali ini Api yang muncul di pedangnya terlihat lebih besar.. Dia lalu maju menyerang Austere.. Trang!! Braak! Ketika pedang mereka beradu, pedang Austere patah terkena serangan pedang Asfard.. Austere lalu bertahan menggunakan perisainya.. Perisai itu cukup kuat karena tidak hancur terkena beberapa serangan Asfard.. Asfard lalu melompat dan menghantamkan pedangnya ke perisai Austere.. Praaaakkk!! Perisai itu akhirnya hancur juga.. Austere yang tidak memiliki senjata dan perisai lagi hanya bisa bergerak menghindari serangan Asfard.. Asfard tidak menyerang Austere, tapi dia manancapkan pedangnya ke tanah.. "Blazing Break!" Braaakk!! Braaaakk!! Tanah disekitarnya lalu hancur dan mengeluarkan api.. Austere terkena serangan itu dan terkapar.. Asfard lalu mencabut pedangnya.. Dia lalu berjalan mendekati Austere.. Ketika sudah didekat Austere yang terkapar, dia mengangkat pedangnya dan memukulkannya ke tubuh Austere.. Blaaarrr!! Pukulan pedang itu sangat keras sampai menghancurkan tanah disekitarnya.. Austere yang terkena serangan itu dengan telak terlihat tidak bergerak lagi.. Dari dalam tubuhnya lalu keluar crystal berwarna hitam dengan corak putih.. Asfard segera mengambil crystal itu dan memasukannya ke dalam wadah..


Continue... Maap kalo jelek Dan tidak sesuai janji ku (3 pertarungan) >.< Tapi nanti Next Partnya ada 2 pertarungan kok (Eises vs Kierra, Frevel vs ?? + ??)

I hope u like it..

Menerima Kritik dan Saran Apalagi Dukungan untuk melanjutkan Fanfic ini ! ONNNNNNNN FIREEEEEEEEEEE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar